Prabu Siliwangi, Raja Sunda yang Sakti Mandraguna
Prabu Siliwangi, raja besar dari Kerajaan Sunda Galuh, selalu dianggap sebagai sosok titisan dewa. Dikatakan bahwa kekuatan luar biasa yang dimilikinya adalah anugerah dari para dewa. Kisah kepahlawanan Prabu Siliwangi yang terkenal di kalangan masyarakat Sunda adalah ketika ia berhasil mengalahkan Maung Putih, panglima kawanan harimau yang sangat ditakuti. Bahkan, kisah ini diabadikan dalam lukisan berupa seekor macan putih yang selalu mendampingi Prabu Siliwangi.
Menurut cerita rakyat, Prabu Siliwangi berhasil menaklukkan Maung Putih dan kemudian menjadikannya khodam yang selalu setia mendampingi sang ksatria ke mana saja ia pergi. Kisah ini bermula ketika Prabu Siliwangi dalam perjalanannya hendak melepas lelah di Curug Sawer, Majalengka. Tiba-tiba, ia dikepung oleh segerombolan kawanan macan putih yang hendak menyerangnya. Namun, berkat kesaktian yang dimilikinya, Prabu Siliwangi tidak terluka sama sekali. Sebaliknya, justru kawanan macan putih itu yang tersungkur. Melihat banyak anak buah terkulai, Maung Putih maju melawan Prabu Siliwangi dan terjadilah pertempuran sengit antara keduanya. Namun, Prabu Siliwangi berhasil mengalahkan Maung Putih dan seluruh pasukan jin yang menjadi pengikutnya. Sebagai pihak yang kalah, Maung Putih dan seluruh pasukan jin yang menjadi pengikutnya bersumpah setia mendampingi Prabu Siliwangi ke mana saja ia pergi. Bahkan, konon seluruh pasukan jin itu berjanji untuk membantu Prabu Siliwangi sebagai penguasa Tanah Pasundan.
Baca juga: Sejarah Pangeran Wagrasailang (Maung Bodas)
Namun, ada pandangan lain dari seorang peneliti Belanda bernama Scipio. Dalam laporannya kepada Gubernur Jenderal VOC, Joanes Camphuijs pada 23 Desember 1687, Scipio mengungkapkan bahwa kawasan Pakuan yang ratusan tahun sebelumnya merupakan pusat kerajaan Pajajaran telah berubah menjadi sarang harimau. Menurut Scipio, fakta bahwa tempat itu menjadi sarang harimau menimbulkan mitos-mitos bernuansa mistis di kalangan penduduk sekitar Pakuan mengenai hubungan antara keberadaan harimau dan hilangnya Kerajaan Pajajaran.
Meski demikian, Prabu Siliwangi tetap merupakan raja yang sangat terkenal di Sunda. Ia memerintah Kerajaan Sunda Galuh selama 39 tahun (1482-1521) dan pada masa pemerintahannya, Pakuan Pajajaran di Bogor mencapai puncak perkembangannya. Dalam prasasti Batutulis terungkap bahwa Sri Baduga dinobatkan dua kali. Pertama, ketika Jayadewata menerima tahta Kerajaan Galuh di Kawali Ciamis dari ayahnya Prabu Dewa Niskala putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari Permaisuri Mayangsari putri.
Baca juga: Kisah pertempuran Pangeran Lodaya dan jin timur tengah
Kisah-kisah seperti ini menjadi cerita rakyat yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Terlepas dari asal usul dan kebenarannya, cerita-cerita semacam ini memberikan warna pada budaya dan sejarah suatu daerah serta menggambarkan kekayaan khazanah budaya Indonesia.