Misteri Sabdo Palon: Kisah Legenda atau Fakta Sejarah?
Kisah Sabdo Palon, penasihat Raja Brawijaya, masih menjadi misteri bagi masyarakat Jawa. Terutama setelah hancurnya Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja terakhir mereka, Brawijaya. Nama Sabdo Palon juga dikaitkan dengan Nayagenggong, dan bahkan di Candi Cetho di lereng Gunung Lawu, Jawa Tengah, diyakini ada sosok arca Sabdo Palon, Nayagenggong, dan Raja Brawijaya.
Menurut kisah Babad Tanah Jawi, Raja Brawijaya dan dua abdi setianya, Sabdo Palon dan Nayagenggong, melarikan diri setelah keraton Majapahit dikepung oleh pasukan penguasa Demak, Raden Fatah. Namun, salah satu dari Walisongo berhasil menyusul mereka dan mengajak Raja Brawijaya berpindah keyakinan. Hal ini membuat Sabdo Palon dan Nayagenggong kecewa, dan sebelum lenyap, Sabdo Palon berjanji akan datang kembali 500 tahun kemudian untuk melenyapkan agama baru dan mengembalikan Jawa ke agama Budha.
Baca juga : Mitos Nyi Roro Kidul penguasa pantai selatan
Banyak masyarakat Jawa yang mempercayai janji Sabdo Palon tersebut, dan Candi Cetho sering dianggap sebagai pesanggrahan Raja Brawijaya. Namun, kebenaran legenda ini masih diragukan, terutama mengingat Candi Cetho dibangun pada masa suram dan gonjang-ganjing Majapahit pasca perang parekrek. Bahkan, Candi Cetho saat ini merupakan hasil pembangunan ulang pada tahun 1975-1976 oleh seorang penasihat orde baru, tanpa memperhatikan kaidah arkeologis. Arca yang dinisbatkan sebagai Sabdo Palon dan Nayagenggong pun hanya ada dalam sumber-sumber babad seperti Serat Darmo Gandul yang baru ditulis pada tahun 1900.
Baca juga :9 Sanghyang penguasa tanah Jawa
Menurut sejumlah ahli, keberadaan Sabdo Palon dan Nayagenggong kemungkinan hanya sebatas legenda. Peninggalan seperti candi di pegunungan Jawa atau benda arkeolog lainnya lebih berkaitan dengan pertapaan, karesian, dan kedewa guruan yang marak di akhir kejayaan Majapahit. Bahkan arca Brawijaya yang ada di Candi Cetho diambil dari arca Siwa Mahadewa di teras bawah.
Isi Perjanjian Antara Sabdo Palon dan Syech Subakir
Perjanjian antara Sabdo Palon dan Syech Subakir ini berisi tentang keinginan Sabdo Palon untuk kembali ke dunia dan mengembalikan Jawa ke ajaran Budha. Menurut cerita, Sabdo Palon menghilang pada saat kerajaan Majapahit hancur dan diperkirakan telah bersembunyi di alam gaib.
Namun, sebelum Sabdo Palon benar-benar lenyap, ia berjanji untuk kembali ke dunia setelah 500 tahun dan mengembalikan Jawa ke agama Budha. Dalam perjanjian tersebut, Syech Subakir yang merupakan seorang wali atau orang suci Islam dipilih oleh Sabdo Palon untuk menjadi penghubung antara dunia nyata dan Sabdo Palon di alam gaib.
Menurut legenda, Syech Subakir menerima tugas tersebut dengan syarat bahwa Sabdo Palon tidak akan mengancam atau membahayakan umat Islam yang sudah menganut agama Islam selama 500 tahun. Sabdo Palon pun menyetujuinya dan menandatangani perjanjian tersebut dengan Syech Subakir.
Baca juga : Mitos semar terkenal di Pulau Jawa
Namun, hingga kini belum ada bukti konkret mengenai perjanjian tersebut. Meskipun demikian, legenda Sabdo Palon dan perjanjiannya dengan Syech Subakir masih terus dipercayai oleh sebagian masyarakat Jawa. Bahkan, banyak orang yang mengunjungi tempat-tempat yang diyakini sebagai pesanggrahan Sabdo Palon seperti Candi Cetho untuk memohon berkah atau melakukan ritual tertentu.
Sebagai kesimpulan, perjanjian antara Sabdo Palon dan Syech Subakir mengenai janji Sabdo Palon untuk kembali ke dunia setelah 500 tahun dan mengembalikan Jawa ke agama Budha masih menjadi misteri dan belum terbukti kebenarannya secara konkret. Namun, legenda tersebut tetap diyakini dan menjadi bagian dari sejarah dan kepercayaan masyarakat Jawa.
Maka, apakah misteri Sabdo Palon dan janjinya akan terus menjadi misteri? Ataukah ada fakta sejarah yang terungkap di masa depan? Hanya waktu yang dapat membuktikannya. Namun, yang jelas, kisah Sabdo Palon telah menjadi bagian dari warisan budaya Jawa yang sangat menarik untuk dipelajari dan diapresiasi.