Misteri Kematian Prabu Siliwangi: Apakah Moksa atau Kematian Wajar?
Kematian Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran pertama, masih menjadi topik yang diperbincangkan hingga kini. Banyak orang yang percaya bahwa Prabu Siliwangi tidak meninggal seperti manusia pada umumnya, melainkan melakukan Moksa atau Ngahiang. Namun, sejarah mencatat bahwa Prabu Siliwangi meninggal secara wajar karena usia yang sudah sangat tua.
Prabu Siliwangi dikenal dalam sejarah sebagai Raja Pajajaran pertama yang berkuasa di wilayah Pasundan. Ia juga dikenal sebagai sosok yang bijaksana, adil, dan cinta damai. Namun, setelah kematiannya, banyak cerita dan mitos yang berkembang tentang cara meninggalnya.
Menurut kepercayaan Hindu-Budha, Moksa adalah proses bersatu dengan dewa tertinggi. Orang yang berhasil melakukan Moksa akan terhindar dari reinkarnasi atau hidup kembali ke dunia sebagai manusia atau makhluk lainnya. Banyak naskah babad dari Pasundan yang menyatakan bahwa Prabu Siliwangi melakukan Moksa ketika kerajaannya digantikan oleh Kerajaan yang dibangun oleh anak cucunya di Cirebon. Namun, catatan sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan menunjukkan bahwa Prabu Siliwangi meninggal karena usia yang sudah sangat tua.
Baca juga : Misteri runtuhnya Kerajaan Pajajaran
Prabu Siliwangi dilahirkan dengan nama asli Raden Pemanah Rasa pada tahun 1401. Ia meninggal pada tanggal 31 Desember 1521, ketika berusia sekitar 120 tahun. Tanggal dan tahun kematian tersebut didasarkan pada tahun penobatan Prabu Surawisesa sebagai Raja Pajajaran pengganti ayahnya, serta Prasasti Batu tulis Bogor yang mengabarkan tentang peringatan hari kematian Prabu Siliwangi oleh anaknya, Prabu Surawisesa. Prasasti tersebut dibuat pada tahun 1533, atau 12 tahun setelah kematian Prabu Siliwangi.
Dalam beberapa cerita, Prabu Siliwangi diceritakan terlibat perang tanding dengan anaknya, Raden Kian Santang, sebelum akhir hayatnya. Namun, hal ini sangat tidak mungkin mengingat usia yang sangat tua dari Prabu Siliwangi pada saat itu. Oleh karena itu, wafatnya Prabu Siliwangi terjadi secara wajar seperti manusia pada umumnya, bukan Moksa atau dibunuh oleh anaknya.
Meskipun wafatnya Prabu Siliwangi sudah tercatat dalam sejarah, lokasi makam atau pusaranya masih menjadi misteri hingga kini. Sejarawan menduga bahwa abu Prabu Siliwangi dikebumikan di tempat yang sekarang menjadi lokasi Prasasti Batutulis di Bogor.
Dalam kesimpulannya, kematian Prabu Siliwangi masih menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Meskipun banyak mitos dan cerita yang berkembang tentang cara meninggalnya, catatan sejarah menunjukkan bahwa Prabu Siliwangi meninggal karena usia yang sudah sangat tua.