Legenda Sosok Macan Putih (Pangeran Wagra Diagra) yang Mendirikan Kerajaan di Banyuwangi
Mitos kerajaan macan putih berkaitan erat dengan Kerajaan Blambangan, saat itu raja yang memimpin adalah Prabu Tawang Alun. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke 13 dan penganut agama Hindu terakhir di Pulau Jawa sebelum masuknya agama Islam.
Prabu Tawang Alun memimpin kerajaan pada tahun 1685 sampai 1686, cukup singkat karena pada masa itu adiknya Mas Wila berambisi menjadi raja karena hasutan penjajah Belanda dengan politik adu dombanya.
Perang saudara yang tidak bisa di hindari dan mengakibatkan terbunuhnya Mas Wila. Prabu Tawang Alun menyesal atas kejadian tersebut sehingga dia memutuskan untuk melakukan tapabrata di sekitar lereng Gunung Raung. Ketika sedang melakukan tapa, dia mendengar suara gaib sangat keras yang mengisyaratkan untuk segera pergi ke arah utara.Legenda Siapa Sosok Macan Putih di Banyuwangi
Sebelum masuknya agama Islam, orang jaman dahulu masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, mereka hidup berdampingan dengan alam gaib, begitu juga suara gaib yang membangunkan Prabu Tawang Alun saat melakukan tapa adalah sosok makhluk gaib yang berwujud macan putih. Perjalanan mereka tiba di sebuah tempat yang bernama Banger Laban Asem, kemudian Prabu Tawang Alun mendirikan kerajaan Blambangan yang berpusat di Istana Macan Putih.
Siapa sebenarnya sosok Macan Putih yang ada di Banyuwangi?, atau ada hubungannya dengan Macan Putih yang ada di Jawa Barat tepatnya di daerah Majalengka dan Panjalu (Kabupaten Ciamis). Sosok Macan Putih itu bernama Pangeran Wagra Diagra, dia merupakan saudara kembar Pangeran Wagra Sailang (Maung Bodas = dalam Bahasa Sunda) yang bertempat tinggal di Curug Sawer Majalengka.
Beribu-ribu tahun yang lalu di Jawa Barat terjadi kerusuhan yang hebat akibat masuk Islamnya Pangeran Lodaya (Lalaroga Kusuma Diraga) setelah bertempur dengan utusan Kerajaan Laut Merah (Hasyim Bahadur). Pangeran Lodaya merupakan raja harimau di Pulau Jawa, dia juga merupakan salah satu Sanghyang yang ada di tanah Jawa.
Kejadian itu membuat kekacauan di alam gaib, panglima kepercayaan Pangeran Lodaya yang bernama Maung Beureum (Harimau Merah) tidak setuju dengan hal tersebut, maka dia mengajak semua harimau di wilayah barat yang tidak setuju dengan masuk Islamnya Pangeran Lodaya untuk berpindah dan mendirikan kerajaan baru di wilayah timur, begitu juga dengan Pangeran Wagra Diagra yang ikut pergi.
Misteri Kerajaan Macan Putih di Gunung Raung
Perpindahan seluruh harimau dari barat ke timur yang tidak setuju dengan masuk Islamnya Pangeran Lodaya menyimpan rasa dendam yang mendalam tidak terkecuali dengan Pangeran Wagra Diagra, atas petunjuk Sanghyang Baruna penguasa pantai selatan untuk membuat kerajaan baru di wilayah timur dengan nama Kerajaan Macan Putih.
Kerajaan ini berpusat di sekitar lereng Gunung Raung, tidak heran jika masyarakat setempat mengatakan gunung ini menyeramkan dan sangat angker. Gunung Raung menyimpan banyak misteri terutama pada pos-pos pendakian yang menyimpan misteri.
Pos paling angker atau terkenal adalah pondok demit yang di percaya sebagai tempat jual beli makhluk gaib (pasar tradisionalnya para lelembut) karena sering terdengar gemuruh suara keramaian layaknya di pasar. Pos ini juga bagi manusia yang lemah iman sering di jadikan tempat pesugihan kepada makhluk gaib. Kepercayaan masyarakat setempat menyatakan bahwa kerajaan macan putih sering menampakan setiap malam Jum'at kliwon ke alam nyata, dengan maksud dan tujuan tertentu.