Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mitos Kerajaan Harimau Gaib Terbesar di Pulau Jawa

Tentu tidak asing lagi bagi orang-orang yang mempunyai ilmu spiritual yang tinggi, bahwasanya di Pulau Jawa ini kental sekali dengan cerita-cerita mistik dunia gaib. Manusia di dunia ini tentu tidak hidup sendiri sebagaimana tertulis di dalam Al-Qur'an ada makhluk lain yang tidak bisa di lihat.

Mitos kerajaan harimau gaib terletak di Gunung Ciremai, gunung yang terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. Erupsi Gunung Ceremai tercatat pertama kali pada tahun 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun.

Mitos Kerajaan Harimau Gaib Terbesar di Pulau Jawa
Gunung Ceremai

Beratus-ratus tahun yang lalu, berawal ketika Kerajaan Laut Merah melakukan expansi ke Pulau Jawa karena Sanghyang Baruna (Raja Pantai Selatan) ingin menaklukan atau memperluas kerajaanya hingga Pulau Sumatra bagian barat. Pemimpin Laut Merah saat itu Hasyim Bahadur memukul mundul pasukan selatan hingga pesisir Cilacap.

Pangeran Lodaya atau Aki Lodaya (Raja siluman harimau) yang mempunyai kerajaan di Gunung Patuha saat itu merasa terganggu karena daerah kekuasaannya Pulau Jawa bagian barat kedatangan tamu dari kerajaan Laut Merah. Pada waktu itu Aki Lodaya mengajak perang tanding Hasyim Bahadur menunjukan siapa yang lebih hebat dan segera pergi dari Pulau Jawa. Duel tersebut membuat Pangeran Lodaya terluka parah hingga berujungnya Aki  Lodaya memeluk agama Islam.

Baca juga : Cerita masuk Islamnya Pangeran Lodaya

Mendengar kabar bahwa Pangeran Lodaya masuk Islam, para Sanghyang di tanah Jawa murka dan mulai melakukan perundingan untuk mengucilkan Lodaya agar kembali ke ajaran yang sebelumnya di anut. Perundingan tersebut menghasilkan pengusiran Pangeran Lodaya dari Gunung Patuha, Sanghyang yang di utus adalah Braja Dharma penguasa Gunung Galunggung. Penugasan Braja Dharma mungkin karena letak Gunung Galunggung dan Gunung Patuha tidak terlalu jauh.

Pertempuran berlangsung cukup lama tidak ada satupun yang kalah, Pangeran Lodaya sadar bahwa pertempuran ini mengandung resiko terhadap rakyatnya dan kebencian Sanghyang lainnya membuat dia mengalah dan mengajak rakyatnya yang bergama Islam untuk meninggalkan Gunung Patuha.

Setelah meninggalkan Gunung Patuha dia tiba di Hutan Sancang untuk menjadikan persinggahan sementara sebelum mendirikan kerajaan baru karena syarat tempat menjadi kerajaan di alam sana harus tempat yang tinggi seperti di puncak gunung.

Saat itu Pangeran Lodaya atau dengan nama asli Sanghyang Lalaroga Kusuma Diraga teringat salah satu sahabatnya yang berda di Curug Sawer Kabupaten Majalengka, kemudian dia berangkat menuju temannya tersebut, sesampainya disana dia menceritaka semua kejadian yang dia alami secara detail kepada sahabatnya itu. Karena merasa kasihan dan tidak tega melihat Aki Lodaya, sahabatya berkata tinggalah disini, di puncak gunung sana masih kosong dan boleh anda tempati. Mendengar perkataan tersebut Aki Lodaya merasa gembira dan mengucapkan terima kasih kepada sahabatnya. Aki Lodaya mengajak semua rakyatnya untuk pindah ke Gunung Ceremai dan mendirikan kerajaan baru yang sangat megah hingga saat ini.

NB : Cerita ini hanya mitos yang belum tentu kebenaranya.