NAMRU2 adalah unit kesehatan Angkatan Laut Amerika Serikat yang berbasis di Indonesia
Berkat keberanian dan kegigihan Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari pada tahun 2008 menutup proyek NAMRU-2, Kini pemerintah AS telah melakukan berbagai upaya untuk melanjutkan proyek Indonesian Navy Medical Research Unit 2 atau disingkat NAMRU-2.
NAMRU2 adalah unit kesehatan Angkatan Laut Amerika Serikat yang berbasis di Indonesia yang melakukan penelitian tentang penyakit menular. Namun keberadaannya diyakini tidak membawa banyak manfaat bagi Indonesia.Menurut studi tahun 2007 oleh Hendragit, Direktur Eksekutif GFI, telah diketahui memiliki informasi tentang NAMRU2 di Jakarta sebelum Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari menghentikan kegiatan Amerika Serikat untuk NAMRU2 di Indonesia. Saya menerima informasi seperti itu. Jakarta Pusat telah menjadi pangkalan rahasia dinas intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat dalam pengembangan senjata pemusnah massal.
Secara paralel, epidemi penyakit menular pada saat itu pada dasarnya adalah penyakit yang dibangun, seperti flu burung, dan disebut kelinci percobaan. Hendragit masih dalam tahap penyelidikan ketika pertama kali menulis tentang NAMRU 2, namun keberadaan proyek NAMRU2 dan keterlibatan badan intelijen Angktatan Laut Amerika Serikat telah menimbulkan kecurigaan di pemerintah. Lingkaran bahwa Amerika Serikat melanggar kedaulatan Republik Indonesia dengan menggunakan fasilitas Kementerian Kesehatan untuk tujuan rahasia yang tidak terkait dengan perkembangan sektor kesehatan di Indonesia.
Sayangnya, pada saat itu, pemerintah Indonesia dan elit politik tampaknya tidak memiliki pandangan dan sikap yang sama tentang keberlanjutan proyek NAMRU2 di Indonesia.
Misalnya, beberapa anggota DPR menganggapi keberadaan Namru2 di Indonesia tidak masalah. Bahkan ada yang menilai DPR tidak khawatir penelitian NAMRU2 akan merugikan Indonesia. Oleh karena itu, DPR mengirim surat kepada Menteri Luar Negeri, di mana menuntut segera diakhirinya perundingan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat, menutup celah dalam perjanjian yang dapat merugikan. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk membatalkan kebijakan Menteri Kesehatan SitiFadillah Supari untuk menghentikan semua kegiatan NAMRU2 di Indonesia.
Oleh karena itu, berbagai daerah di tanah air, terutama kelompok pemangku kepentingan kebijakan diplomatik dan kesehatan, perlu meningkatkan kesadaran akan berbagai upaya pemerintah AS untuk merevitalisasi proyek NAMRU2 atau proyek-proyek dengan nama lain.
Pada dasarnya sama dengan NAMRU2. Meskipun Lembaga Penelitian Penyakit Menular didirikan sebagai kedok kegiatan intelijen asing, namun tidak dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan baru untuk memerangi berbagai penyakit menular di bidang kesehatan, tapi untuk keperluan militer asing seperti Amerika Serikat.
Oleh karena itu, secara khusus Hendragit selaku Managing Director GFI memantau secara ketat keberadaan “Military Research Medical Services Institute atau AFRIMS”, yang diduga merupakan proyek yang sama persis dengan NAMRU2.
Informasi ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, tetapi masih memerlukan penyelidikan dan penelitian lebih lanjut. Menurut tim peneliti GFI, proyek AFRIMS telah menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Vietnam, Laos, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Mengenai kemungkinan penyebarannya di Indonesia, tampaknya ini juga perlu segera dilakukan tindakan pencegahan. Mengingat, pada tahun 2012 pemerintahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Pemerintah Amerika Serikat menandatangani nota kesepahaman untuk melanjutkan proyek Amerika Serikat NAMRU2.
Belajar dari pengalaman pahit tahun 2009, para pemimpin Indonesia khususnya Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan kementerian terkait perlu sepakat dan bersatu untuk menentang perjanjian Republik Indoneia - Amerika Serikat yang baru tentang keberadaan NAMRU2 di Indonesia.
Salam, Indonesia Berdaulat.